Bad Day
Pernahkah kamu mengalami hari yang buruk? Ya sepertinya hampir semuanya pernah mengalami hari yang kurang beruntung.
Diawali pagi hari dengan salah memilih pakaian, kemudian kendaraan yang ingin dipakai tiba-tiba bocor padahal meeting akan segera dimulai, sesampainya di TKP dengan segala usaha tau-taunya power point yang hendak ditampilkan tidak ada, perut lapar ingin membeli makanan ternyata dompetnya kosong. Haaah, kurang lengkap apalagi coba.
Yaah kurang lebih contohnya seperti itu. Tapi terkadang hari yang buruk bukan hanya mengalami kejadian-kejadian seperti di atas. Bisa saja seperti mengalami perasaan yang buruk. Justru menurutku hal ini jauh jauuuh lebih melelahkan daripada hal-hal yang menguras keringat. Jika pikiran sedang buruk untuk melakukan aktivitas apapun tidak bisa dinikmati, bahkan menyantap makanan favorit seperti menelan 1000 pil pahit.
Yaaah pada dasarnya situasi-situasi seperti ini memang bukan hal yang diharapkan. Siapa sih yang mengharapkan pikiran buruk itu terus bermunculan. Namun nyatanya untuk mengusir pikiran buruk itu juga tidak semudah seperti awal pikiran itu muncul.
Coretan ini memang tidak bisa memberikan masukan apapun, karna aku tidak expert sama sekali dibidang ini. Bagiku sangat sulit untuk mengendalikan pikiran. Perasaan lelah akan jauh berkali-kali lipat dari biasanya bahkan bisa mempengaruhi segala bidang, kesehatan, kehidupan, asmara, dan teman-teman sejenisnya.
Di luar sana banyak sekali tips yang bisa ditemui bagaimana mengendalikan anxiety dan sejenisnya. Tetapi ketika hal ini menyerang, seolah tips itu seketika buyar atau bahkan tidak banyak yang berlaku bagi kita yang sedang mengalami. Sebenarnya apa yang salah dari kita? Ya kita pelupa. Kita lupa bahwa pertolongan utama untuk menyembuhkan hati adalah yang menciptakan hati. Kita lupa menyandarkan hati kita pada yang menciptakan hati. Seberapa yakin kita pada yang menciptakan hati sehingga pertanyaan-pertanyaan yang terus memenuhi loteng pikiran menyadarkan kita bahwa hanya kepada sang Pemilik hatilah kita bisa menyerahkan hati kita.
Kita memang tidak mampu menolak hari buruk itu, pun kita tidak tau kapan dan kepada siapa saja hari buruk itu akan datang. Mengalami perasaan yang buruk memang bukan pilihan. Hal lain yang bisa dilakukan adalah menerimanya. Berdamai dengan hati. Berdamai dengan pikiran. Memang tidak mudah dan membutuhkan sedikit ataupun banyak waktu. Tidak apa-apa mengalami hari yang buruk. Tidak apa-apa sedikit bersedih, tetapi jangan lupa untuk menancapkan kakimu kuat-kuat untuk memastikan pijakanmu tidak melemah, siapa tau suatu saat kamu akan bisa berlari kencang untuk mengambil trofi kemenangan.
Bersabar dan bersyukur adalah salah satu kunci untuk melewati itu semua. Yaa memang tidak semudah seperti ketikanku. Untuk mengetikpun aku butuh kekuatan untuk menekan tombol-tombolnya. Semua membutuhkan usaha.
Yakinlah bahwa "sesungguhnya besarnya pahala berbanding lurus dengan besarnya ujian".
Sorry for my bad, it just a thought...
✋
ReplyDeleteVery nice reading
ReplyDeletethank you :)
ReplyDelete