Menjadi Introvert Bukanlah Sebuah Kutukan
Oh... Its been a long time i didnt write anything. Semoga ga ancur-ancur bangetlah ya. By the way it just my thought, so here i ammm
Menjadi Introvert Bukanlah Sebuah Kutukan |
Memulai sebuah percakapan atau pertemanan cukup sulit bagiku (yaah anggap saja begitu) sama halnya seperti memulai menulis sesuatu. Harus membuka dengan kalimat seperti apa. Harus menuliskan apa. Tak ayal orang sepertiku sering merasa awkward berada di hiruk pikuknya manusia. Setiap aku berada di tengah-tengah keramaian hampir setiap kali aku mendapatkan pertanyaan yaaa kurang lebih seperti ini....
People : "Koo diem banget, Bil?"
Me : Gua harus jawab apa (tentu saja hanya di dalam hati)
People : "Ngomong dong"
Me : Aku harus ngomong apa? (lagi-lagi hatiku berbisik)
People : "Ah ga seru, si Bila jaim banget. Diem mulu"
Me : .......... (I dont hv any idea)
You know... pertanyaan-pertanyaan seperti itu membuatku ingin punya jutsu teleportasi agar bisa menghilang seketika ahahah. Aku seperti diharuskan menemukan diriku yang hilang. Dan itu membuatku berfikir, kenapa aku terus dituntut untuk menjadi seperti yang mereka inginkan? Kenapa aku harus selalu menjadi "orang yang menyenangkan" hanya untuk mencapai sebuah hubungan yang kompleks? Mungkin tidak sih aku akan terus menjadi orang yang seperti itu? Lantas apa gunanya hati dengan beribu emosi dan ekspresi sedang yang diharapkan hanyalah senyuman ataupun tawa semata. Bukankah kita ini manusia? Yang memang sudah dianugerahkan dengan berbagai macam emosi. Kenapa aku harus menjadi orang yang selalu menyenangkan? Padahal setiap orang ada saat-saat dimana menjadi sangat payah dan menyebalkan (walaupun gua hampir setiap hari menyebalkan sih ya wkwk). Tapi ya memang seperti yang terlihat umumnya dalam suatu kubu yang terlihat kebanyakan hal-hal menyenangkan, candaan begini dan begitu. Bukan berarti ga ada juga pertemanan yang bisa menerima hal-hal buruk. Ada! Pasti ada! Dan aku salut banget sama orang yang selalu membawa energi positif dimanapun dia berada. Bukan tidak pernah aku berusaha untuk menjadi seperti itu. Tapi balik lagi "aku bukan orang yang selalu menyenangkan".
Yaa dorongan-dorongan semacam ini sempat terbesit di benakku "menjadi introvert sepertiku sepertinya sebuah kutukan". Bukan tanpa alasan aku menyematkan slogan ini di kepalaku. Haaaaah. Aku hanya bisa menghelakan nafas setiap kali mengingat berapa banyak orang yang salah paham denganku. Yaa aku memang buruk. Banyak yang salah mengartikan "diamku". Bukan berarti aku membenci interaksi, bahkan terkadang aku merindukan bertemu atau berinteraksi dengan orang-orang yang sudah ada tempat di hatiku walaupun aku tidak ditempatkan di tempat yang sama. Dan bukan berarti aku harus bertemu dalam keadaan "menyenangkan dan rame". But you know aku sulit memulainya, rasa canggung selalu saja mengintimidasiku lebih besar dari diriku sendiri.
Bagiku berteman itu bukan soal gimana selalu menjadi menyenangkan agar pertemanannya awet. Lantas hal seperti itu bisa disebut berteman? Bagiku berteman itu aku sudah siap menerima resiko bahwa aku berteman dalam segala keadaan, dalam artian aku siap menerima suasana seperti apapun. Kadang menyenangkan, kadang menyebalkan, kadang begini kadang ya begitu. Tapi yaa lagi-lagi itu soal penerimaan masing-masing yang memang belum tentu semua orang bisa menerima setiap pribadi orang yang memang terbilang sangat unik. Dan bukan berarti aku juga mudah dalam hal ini. Im in struggle.
Bukankah jika kita sudah memilih sesuatu berarti kita sudah siap dengan segala resiko yang ditawarkan. Kita siap menerima baik dan buruknya pilihan itu. Contoh sederhananya, jika kamu memilih untuk memelihara kucing. Kamu tidak akan hanya bermain bermanja-manjaan dengan kucingmu tapi kamu juga mencari masalah baru dalam hidupmu, artiannya kamu harus membuang kotoran kucing, memberinya makan, memotong kuku, membawanya ke salon dan lain sebagainya.
Hahahah sorry banget kalau gue ngaco!
Aku memang tidak berencana untuk menjelaskan aku orang yang seperti apa, karna aku yakin kita semua punya sudut pandang masing-masing dalam menilai seseorang. Disini aku hanya mencoba untuk menyalurkan bahwa aku kadang merasa "terjebak" dengan kepribadianku sendiri. Karna aku sering menerima penilaian-penilaian orang yang menyalahkanku ketika aku gagal dalam sebuah hubungan, entah itu hubungan pertemanan, persaudaraan, ataupun asmara. Aku terima aku memang salah, salah menjadi "manusia" wkwkwk
Tapiiii di balik itu semua kini aku lebih bersyukur, semakin lama aku semakin mengerti siapa yang benar-benar bisa menerima kepribadianku yang seperti ini. Siapa yang menganggapku "teman". Dan aku sangat teramat sangat menghargai orang yang mempercayaiku untuk menjadi telinga mereka. Dan aku senang berada di posisi itu. Aku tau banyak orang baik disekelilingku yang bisa menerima kebrengsekanku, yang mampu menghangatkan sifat dinginku. Yang kadang memang aku diharuskan untuk menjadi ujian bagi yang lain begitu juga sebaliknya.
Dari sini aku mulai mengerti "menjadi introvert bukanlah sebuah kutukan"
Comments
Post a Comment