"Enak ya Jadi Dia?!"
Ups. Kita sering terjebak dengan ucapan-ucapan seperti ini. Maksudku ucapan "enak ya jadi dia", "beruntung banget ya dia" "Hmm, pengen deh jadi dia". Tanpa disadari atau mungkin bahkan sangat sadar kita terus membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Pada akhirnya kita pun berubah "ingin seperti dia" disadari atau tidak. Sampai kita kehilangan diri sendiri kemudian kembali mengutuk diri "Aku ini siapa? Tujuanku Apa? Mauku Apa?". Yang artiannya kita jadi kurang mengenal diri kita atau kemampuan yang kita miliki. Tidak salah memang jika kita termotivasi ingin seperti orang yang kita banggakan, tapi terkadang dalam pengaplikasiannya kita sedikit berbelok arah menjadikan diri sendiri persis seperti orang tersebut tanpa usaha yang pasti. (Hmm jujur w bingung gimana ngejelasinnya, tapi w yakin lo semua pada ngerti maksud w >,<).
Mungkin kita lumrahnya memang sangat pelupa dengan apa yang kita miliki. Bahkan kita sendiri dengan kesotoyan kita selalu mengatakan "enak ya jadi dia?". Sadarkah kita seperti apa dia berusaha agar menjadi seperti "dia" atau hal apakah yang telah dikorbankannya sehingga dia berhasil menjadi "dia" yang sekarang yang dibangga-banggakan oleh siapapun. Bisa saja itu soal waktu, kesenangan atau bahkah perihal ekonomi. Siapa yang tau jalan yang ditempuhnya.
Ini bukan soal selalu menjadi benar. Setiap orang mempunyai caranya masing-masing untuk membuat dirinya bahagia. Begitu juga sebaliknya. Seberapa besarkah kadar yang mampu mempengaruhinya sehingga dia menjadi murung ataupun bersedih. Siapa yang bisa mengukur itu? Ya!
Setiap orang memiliki kesengsaraan dan kebahagiaannya masing-masing berdasarkan takaran yang dimiliki. Menjadi bahagia dan sengsara di jalan yang berbeda-beda.
Setiap orang unik!
Setiap orang istimewa!
Dan pastinya tidak ada yang sempurna. Kita menjadi sempurna dengan cara kita sendiri.
Comments
Post a Comment