Tidak Ada Judul
Sigh...
Siiiiiighhhh...
Apakah kita terlalu percaya diri ataukah kita kehilangan kepercayaan diri kita sama sekali? Aku... Aku bingung.
Ok... lidah memang tidak bertulang. Tidak akan pernah lelah baginya untuk berucap apapun, entah itu baik ataupun tidak. Entah itu sudah difilter ataupun tidak. Entah itu disengaja ataupun tidak. Entah itu dipikirkan lebih dulu ataupun tidak. Entah itu dapat menyakiti ataupun tidak. Yap
Pernahkah kita berfikir bahwa bisa saja ucapan yang kita ucapkan dapat menyakiti orang lain. Efek yang diterima tentu saja berbeda-beda. Terlebih emosi yang menyelimutinya dapat memengaruhi segala ucapan yang diterima. Terkadang ada yang menganggapnya biasa saja atau bahkan luar biasa.
Tidak Ada Judul |
Di sekitar kita kerap terjadi hal-hal yang menurutku tidak terlalu wajar untuk menjadi sebuah sapaan ala-ala yaaa begitulah. Contohnya...
"Hei apa kabar? Gemukan ya sekarang...."
"......"
"Ih lama ga ketemu, koo jerawatnya makin banyak?"
"....."
"Hai Bil, koo kurusan?"
"..... -____-"
" Hallo Bil, koo makin item ya?"
"......."
"Yo wazzup Bil, kapan NIKAH?" (ini sih ngajak gelut)
"akfsdafhadjkfyewrgfer......"
Well... Apa aku yang terlalu sensitif atau memang itu kelihatan wajar?
Catcalling
Body shaming
Hate speech
Harassment
And blah blah lainnya
Aku yang pada dasarnya bukanlah siapa-siapa juga ikut mengalami satu dua di antara banyak lainnya. Padahal pada saat itu aku mengenakan mukena dan berjalan sekitar 3 menit menuju masjid di sekitar rumahku. Aku pikir sudah cukup tertutup untuk mencegah catcalling. Tapi tetap saja tidak bisa mencegahnya ternyata. Entah aku yang salah karna memilih jalan kaki atau memang ..... ya sudahlah.
Atau hal lain misalnya, sapa-sapaan seperti di atas satu dua kali kita masih menganggapnya ok fine. Tapi jika terus-terusan setiap disapa dengan sapaan seperti itu, bukan berarti dia akan terus-terusan baik-baik saja. Sapaan-sapaan seperti itu bisa saja memengaruhi seseorang dan akhirnya merasa insecure dengan dirinya sendiri atau sekitarnya. Dampaknya bermacam-macam dong. Bisa saja kita kehilangan kepercayaan diri dan mencari atau memenuhi standar yang diharapkan oleh si penyapa. (Padahal mungkin si Penyapa hanya berbasa-basi). Misalnya saja "hei Bil, koo kurusan?" Dari sini kita berfikir apakah kita terlalu kurus, apa yang harus dilakukan agar tidak terlihat kurus atau segala macam lainnya. Tentu saja pola pikir setiap orang berbeda-beda. Namun harusnya kita menjaga ucapan kita, bisa saja ucapan kita malah membuat orang lain menjadi tidak merasa nyaman atau bahkan tertekan. Bukan tidak mungkin dia akan memilih untuk menutup diri untuk menghindari ucapan-ucapan seperti itu. Apalagi sekarang ini kita sangat bebas untuk mengomentari setiap orang dengan ocehan apa saja hanya mengandalkan jari jemari. Oh my God, bahkan beberapa akibatnya bisa sangat fatal seperti kejadian-kejadian baru-baru ini. Sungguh sangat disayangkan bukan?
Sebelum kita mengomentari orang lain, apakah kita sudah berkaca pada diri kita sendiri? Sudahkah kita terlalu SEMPURNA sehingga berhak mengomentari orang lain???
Pardon meeeh...
Sekian untuk hari ini,
Have a Good Day
Comments
Post a Comment